Kamis, 22 Desember 2016

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FRAKTUR

Baca Juga

I. PENGERTIAN


Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 2000)

II. JENIS FRAKTUR
a. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.
b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
c. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
e. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.
f. Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang
g. Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
h. Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
i. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
j. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.

III. ETIOLOGI
a. Trauma
b. Gerakan pintir mendadak
c. Kontraksi otot ekstem
d. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma

IV. PATYWAYS

Trauma langsung trauma tidak langsung kondisi patologis


FRAKTUR

Diskontinuitas tulang pergeseran frakmen tulang

Perub jaringan sekitar kerusakan frakmen tulang

Pergeseran frag Tlg laserasi kulit: spasme otot tek. Ssm tlg > tinggi dr kapiler

putus vena/arteri peningk tek kapiler reaksi stres klien
deformitas
perdarahan pelepasan histamin melepaskan katekolamin
gg. fungsi
protein plasma hilang memobilisai asam lemak
kehilangan volume cairan
edema bergab dg trombosit

emboli
penekn pem. drh
menyumbat pemb drh
penurunan perfusi jar




V. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema
b. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
c. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
d. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
b. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
d. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
VII. PENATALAKSANAAN

a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
b. Imobilisasi fraktur
Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna
c. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
 Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
 Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri
 Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau
 Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah

VIII. KOMPLIKASI
a. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

IX. PENGKAJIAN
1. Pengkajian primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi



- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
2. Pengkajian sekunder
a.Aktivitas/istirahat
z kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
 Keterbatasan mobilitasz
b. Sirkulasi
 Hipertensi ( kadang terlihat sebagai responz nyeri/ansietas)
 Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)z
z Tachikardi
 Penurunan nadi pada bagiian distal yang cideraz
z Cailary refil melambat
 Pucat pada bagian yang terkenaz
 Masaz hematoma pada sisi cedera
c. Neurosensori
 Kesemutanz
z Deformitas, krepitasi, pemendekan
 kelemahanz
d. Kenyamanan
z nyeri tiba-tiba saat cidera
 spasme/ kram ototz
e. Keamanan
z laserasi kulit
 perdarahanz
 perubahan warnaz
 pembengkakanz lokal




X. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler
Tujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatan
Kriteria hasil:
 Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yangz mungkin
 Mempertahankan posisi fungsinalz
 Meningkaatkan kekuatanz /fungsi yang sakit
 Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitasz
Intervensi:
a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
b. Tinggikan ekstrimutas yang sakit
c. Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit
d. Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak
e. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
f. Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas
g. Ubah psisi secara periodik
h. Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi
b.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang
Tujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
Kriteria hasil:
 Klien menyatajkan nyei berkurang
 Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
 Tekanan darahnormal
 Tidak ada eningkatan nadi dan RR
Intervensi:
a. Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
b. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
c. Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan
d. Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
e. Jelaskanprosedu sebelum memulai
f. Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif
g. Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan
h. Observasi tanda-tanda vital
i. Kolaborasi : pemberian analgetik

C. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
Kriteria hasil:
 Penyembuhan luka sesuai waktuz
 Tidak ada laserasi,z integritas kulit baik

Intervensi:
a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainae
b. Monitor suhu tubuh
c. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
d. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
e. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
f. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
g. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
h. Kolaborasi emberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC
2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC
3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC


Senin, 12 Desember 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN : HIPERTENSI

Baca Juga

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik               :           HIPERTENSI
Sub topik        :           Hipertensi, Pencegahan Dan Penanggulangannya
Sasaran            :           Bapak S dan Keluarga
Tempat            :           Rumah Bapak S Jl. Tumapel RT 2 RW 5 Kelurahan Pagentan
Hari/Tanggal   :           Kamis, 15 Nopember 2007
Waktu             :           30 menit
 


I.                   TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan ini Bapak S. Dan keluarga mampu memahami tentang penyakit hipertensi dan cara pencegahan serta penanggulangannya dengan benar.

II.                TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan ini Bapak S dan Keluarga mampu :
1.         Menjelaskan pengertian hipertensi dengan benar
2.         Menjelaskan penyebab hipertensi dengan benar
3.         Menyebutkan tanda & gejala awal hipertensi dengan benar
4.         Menjelaskan tindakan yang dilakukan bila terkena hipertensi dengan benar
5.         Menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit hipertensi dengan benar

III.             MATERI PENYULUHAN ( terlampir )
1.         Pengertian hipertensi
2.         Penyebab hipertensi
3.         Tanda dan gejala hipertensi
4.         Tindakan yang dilakukan bila ada keluarga yang terkena hipertensi
5.         Pencegahan hipertensi


IV.             METODE
1.         Ceramah
2.         Tanya Jawab

V.                MEDIA
1.         Flip Chart
2.         Leaflet hipertensi

VI.             KEGIATAN PENYULUHAN
No.
Waktu
Langkah
Kegiatan penyuluh
Kegiatan peserta
1.
2 menit
Pembukaan
·         Mengucapkan salam
·         Menyampaikan tujuan
·         Menjawab salam
·        Memperhatikan
2.
15 menit
Penyampaian
·         Menjelaskan pengertian hipertensi
·        Menjelaskan penyebab hipertensi
·         Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi Menjelaskan tindakan dirumah bila terdapat anggota keluarga terkena hipertensi
·         Menjelaskan cara pencegahan dan penanggulangan hipertensi
·         Memberikan kesempatan bertanya

·         Mendengarkan dan memperhatikan
·         Bertanya

 3.
3 menit

Penutup.
·         Menyimpulkan bersama
·         Memberikan umpan balik

·         Membuat  kesim
pulan tentang materi  yang telah disampaikan
·         Mendengarkan
·         Memperhatikan
·         Menjawab pertanyaan dari penyuluh



VII.          KRITERIA EVALUASI
1.      Evaluasi Struktur
·         Kesiapan materi
·         Kesiapan SAP
·         Kesiapan media : chart, Leaflet
·         Bapak S dan keluarga memperhatikan penyuluhan
2.      Evaluasi Proses
·         Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
·         Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
·         Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3.      Evaluasi Hasil
Bapak S dan keluarga dapat :
1.         Menjelaskan pengertian hipertensi
2.         Menyebutkan penyebab hipertensi
3.         Menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala hipertensi
4.         Menjelaskan Tindakan bila terkena hipertensi
5.         Menjelaskan cara pencegahan dan penanggulangan hipertensi














HIPERTENSI

a.   Pengertian  
Hypertensi  adalah  meningkatnya tekanan darah  baik tekanan  sistolik  dan  diastolic  serta  merupakan  suatu  factor  terjadinya  kompilikasi penyakitt  kardiovaskuler   (Soekarsohardi,1999  :  151) 
Hipertensi  adalah  peningkatan   tekanan  darah  sistolik  dan  diastolic  diatas standar  dihubungkan dengan  usia  (Gede Yasmin,1993 :  191 ).
Dari  definisi – definisi  diatas dapat  disimpulkan  bahwa  :
Hipertensi  adalah  peningkatan  tekanan  darah  baik  sistolik maupun  diastolic  diatas  normal  sesuai   umur  dan  merupakan salah  satu  factor  resiko  terjadinya  kompilkasi  penyakit kardiovaskuler.     
b.   Etiologi
Hipertensi  dapat dikelompokan   dalam dua  kategori :
1)         Hipertensi  primer  artinya  belum  diketahui penyebabnya  yang jelas.
Berbagai  faktor  yang  turut  berperan sebagai  penyebab hipertensi  seperti  berrtambahnya  usia , factor  psikologis ,  dan keturunan.
Sekitar   90  %  hipertensi  tidak diketahui  penyebabnya .
2)         Hipertensi  sekunder  telah  diketahui  penyebabnya  seperti stenosis  arteri  renalis,  penyakit  parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun  factor  pencetus  hipertensi  seperti, keturunan, jenis  kelamin, umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol  dan  social  ekonomi (Susi  Purwati , 2000 : 25 )

c.       Patofisiologi.
Jantung adalah  sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah  keseluruh  tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan  tekanan  peririfer. Pada  keadaan  normal  untuk  memenuhi  kebutuhan  metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan  cardiac   output  dan  tekanan  perifer menurun  .
Konsumsi sodium (garam )  yang berlebihan  akan  mengakibatkan  meningkatnya volume cairan dan pre load  sehingga  meningkatkan  cardiac  aouput . Dalam sistim  Renin -  Angiotensien  - aldosteron  pada  patogenesis    hipertensi, , glandula  supra renal  juga  menjadi  factor  penyebab  oleh  karena  faktor  hormon
.Sistim  Renin  mengubah angiotensin menjadi  angiotensin  I  kemudian angitensin  I  menjad angiotensin  II  oleh  Angitensi  Convertion  Ensym (ACE         )
   Angiotensin  II  mempengaruhi  Control  Nervus  Sistim  dan  nervus  pereifer  yang  mengaktifkan  sistim  simpatik  dan  menyebabkan  retensi vaskuler  perifer  meningkat . Disamping  itu  angiotensin II  mempunyai  efek  langsung  terhadap  vaskuler  smoot  untuk  vasokonstruksi  renalis. Hal  tersebut  merangsang  adrenal  untuk  mengeluarkan  aldosteron  yang  akan meningkatkan  extra  Fluid  volume  melalui  retensi  air  dan  natrium. Hal  ini  semua  akan  meningkatkan  tekanan  darah  melalui  peningkatan  cardiac  output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 )
d.            Komplikasi yang mungkin  terjadi  akibat  hipertensi  seperti , penyakit  jntung  koroner, gagal  jantung ,gagal ginjal ,kerusakan  mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).

e.  Perawatan pada  penderita  hipertensi  adalah sebagai  berikut :
1)   Pengaturan diit
2)   Berolah raga
3)   Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur
4)   Menghilangkaan rasa  takut
a)                     Diuretik  : Hidrochlortiasid,Furosemid dll. 
b)                     Betabloker :Proparnolol, dll.
c)                     Alfabloker : Prazosin  dll.
d)                    Penghambat  ACE  : Kaptopril  dll.
e)                     Antagonis Kalsium : Diltiasem  dll.(farmakologi FKUI,1995)
f.  Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa factor yang perlu  diperhatikan yaitu  keadaan berat badan,  derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan  pengetahuan tentang jumlah kandungan  natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar  natrium  berasal dari  garam dapur.  
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
1)      Diet rendah garam
Diet  rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai  kandungan 40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,  MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :
a)                           Jangan menggunakan garam dapur
b)   Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c)   Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d)  Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.
e)   Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait
2)      Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :
a)      Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
b)      Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c)      Gunakan susu full cream.
d)     Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
e)      Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.
f)       Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.
g)      Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan.
3)      Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal berikut :
a)      Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.
b)      Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c)      Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130 gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu, 2000 ).


Sabtu, 03 Desember 2016

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM

Baca Juga

A. PENGKAJIAN FISIK

Suhu                     :

Nadi                     :

Tekanan Darah     :

Payudara              :

Abdomen             :


Ganstro Intestinal :

Traktus Urinaria  :


Uterus                 :


Lochia                 :



Perinium             :





Ekstremitas bawah :

Kebiasaan tidur      :


Makanan/minum    :


Keadaan mental    :

Penyesuaian dengan bayi                       :

37 ° Celsius

72 x / menit

110 / 70  mmhg

lembek, puting susu keras, menonjol, ASI  keluar. longgar, l

lemas, strie +, rektus abdominalis : panjang  ± 6 cm, lebar ± 2 cm

Pasien merasa lapar, haus, konstipasi (-), hemoroid (-).

b.a.k. 2 x , jumlahnya ± 250 cc, warna :kuning jernih, bau: khas.

Fundus Uteri : keras, TFU : sekitar pusat, posisi: ditengah, kontraksi : baik.

Jumlah : 20 cc (setengan softex), Warna : rubra / merah, Konsistensi : encer / lendir (mukus). Bau : khas.
Bila berdiri / jalan keluar sedikit-sedikit.

Utuh, tak ada tanda-tanda robekan. Episiotomi : (+), Type : mediolateral. Keadaan : kering, kemerahan (+), perlengketan (-),
berair/lendir (-), bengkak (-), nyeri (±), Kebersihan : baik, kering.

Ekstremitas  bawah tidak terdapat varises, agak kram.

Malam : 21.00 - 05.00 Wib. Siang : 12.00-16.00 Wib. Selama tidur tidak terganggu oleh keluarga/lengkungan.

Diit yang diberikan TKTP, ± 3.000 kalori (nasi, sayur, lauk dan buah) dan bervariasi.

Kooperatif, stabil, dan menerima kenyataan.

Dapat menerima bayi dengan perasaan senang, ada komunikasi secara nonverbal, ingin selalu dekat dengan bayi.
PSIKOLOGIS
Fase Taking in

Fase Taking hold

Fase Letting go
refleksi tentang kehamilan dapat diterima, mengikuti proses persalinan dengan baik, selalu bertanya tentang keadaan bayi.
merawat diri sendiri, tidak sabar untuk cepat pulang, dan  dapat merawat bayi sendiri.
diharapkan dapat merawat bayi sendiri.



B. ANALISA DATA

DATA
PENYEBAB
MASALAH
S :
·         Pasien mengatakan mules
·         Dari jam 01.00 mules, keluar cairan, dan darah pervaginam
O :
·         Tensi 170/110 mmHg, Nadi 80 x/menit, R/R 20 x/menit. Sr 37°c
·         Pembukaan lengkap jam 7.45
·         Ketuban –,langsung pimpin partus
·         Bayi lahir jam 7.55
·         Perdarahan 400 cc
·         Oksitosin drip 12 tetes/menit.
·         Dx G IV P3 +KPP

Ketuban pecah prematur
¯
1.      Hipermortilitas rahim
2.      Ketuban terlalu tipis
3.      Infeksi (amnionitis)
4.      Predisposisi
¯
Pelindung janin dengan dunia luar terbuka
¯
Infeksi intrauterin
¯
Janin terkena infeksi
Resiko tinggi terhadap terjadinya IUFD

Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi terhadap terjadinya IUFD berhubungan dengan Ketuban pecah prematur

C. INTERVENSI

Data
Diagnosa Keperawatan
Tujuan / Kriteria
Intervensi
Rasional
S :
Pasien mengatakan mules
Dari jam 01.00 mules, keluar cairan, dan darah pervaginam

Objektif
Tensi 170/110 mmHg, Nadi 80 x/menit, R/R 20 x/menit. Sr 37°c

Pembukaan lengkap jam 7.45

Ketuban negatif,
langsung pimpin partus

Bayi lahir jam 7.55

Perdarahan 400 cc

Oksitosin drip 12 tetes/menit.

Dx G IV  P3 +KPP


Resiko tinggi terhadap terjadinya IUFD berhubungan dengan Ketuban pecah prematur
Setelah dilakukan tindakan mempercepat terminasi kala II resiko tinggi terhadap
IUFD tidak terjadi

Kriteria :
DJJ ada

Suhu 37,5
Nadi 80x/

APGAR score 1 menit pertama 7-10
Kaji DJJ tiap 15¢


Kaji tanda-tanda
Vital (Suhu,Nadi, Tensi,R/R).
Berikan OD sesuai terapi




Berikan AB sesuai terapi
Mengetahui perkembangan kes. Janin
Mengetahui tanda infeksi


Mempercepat pembukaan lengkap dan kala II

Mencegah terjadi infeksi intra uterin dan infeksi vetus


D. IMPLEMENTASI

Tanggal
Diagnosa Kep.
Implementasi
Paraf
290702
jam
7.45
7.47
7.49
7.55





7.56


7.57



08.00



08.10


08.20


10.00
Resiko tinggi terhadap terjadinya IUFD berhubungan dengan KPP


Melakukan VT Æ   10 cm
Melakukan persiapan alat/ partus
Memimpin meneran/partus
Mengeluarkan bayi secara berurut : uuk,uub,dahi,muka dagu ,paksi luar,mengait ketiak dgn tangan kiri,tangan kanan menelusuri punggung,bokong dan mengangkat bayi dgn kedua tangan ke perut Ibu.
Mengisap sekret / kotoran pada mulut dan hidung bayi dan bayi menangis
Menjepit tali pusat dengan dua klem dan memotong tali usat diantara kedua jepitan klem.
Mengukur jumlah darah 350 cc
Mengeluarkan plasenta ,jam 08.10 plasenta lahir dengan ukuran 10x20 x3 cm,panjang tali pusat 50 cm, berat 400 gram kortiledon lengkap.
Menghecting daerah vagina bgn depan bawah dengan catgut 2x mengobati dengan betadin curah.
Melengkapi status BB Bayi 2500 gram, Pjb 48 cm,kelainan kongenital tidak ada dan AS 7-8
Mengkaji Tensi 170/110 mmHg, Nadi 80x/menit,Sr 37,4°c dan R/R 20 x/menit dan kontraksi uterus baik
Mengkaji keluhan pasien ada sedikit lelah.
Mengukur haluaran darah 2 jam PP sebanyak 50 cc
Memasang softek berlapis tiga jadi satu
Memasang gurita ibu
Memindahkan Ibu ke Ruang nifas dengan observasi PEB dan infus RL terpasang dengan 20 tetes/menit.

E. EVALUASI

Tanggal
Diagnosa Kep.
Evaluasi
Paraf
290702

Resiko tinggi terhadap terjadinya IUFD b/d KPP
S :
O : Bayi nangis kencang , Gerak aktif, kulit merah, reflek nisap positip (mengisap susu yang diberikan menggunakan spuit)
A : Resiko IUFD tidak terjadi
P  : Berikan HE pada Ibu tentang  perawatan bayi, Vulva hygiene dan perawatan payudara